"Gw marah2 mulu ma laki gw!!"
"Keseeeellll!!!"
Tadinya saya jarang denger kalimat ini dari teman2 saya. Tapi belakangan, jadi rada sering nih. Dipikir2, ternyata semuanya punya akar yang sama. Istrinya pada cape ngurusin bayi kecil yang baru hadir di tengah2 keluarga. Hehe.. Punya bayi ternyata memang sebuah tantangan yang luar biasa untuk hubungan suami istri, terutama ketika sang istri harus mengurus bayi sendirian.
Jumat dan Sabtu kemarin, saya jaga Clairine berdua dengan mba karena mami saya lagi ke Bali. Selama dua hari itu, saya cuma ngomong dengan Clai dan mba. Clai jawabin saya dengan "Aaaa uuu aaa uuu" dan ngobrol sama mba hanya seputar masalah2 rumah tangga. Media sosial bisa membantu kalo inetnya ga lemot. Ternyata, gak bisa ngobrol dengan orang yang nyambung sama kita tuh menyiksa! Saat Franky pulang kerja, pengen banget diajak ngobrol berkualitas sama dia. Tapi yang namanya pulang kerja, dia cape kan. Jadi dia ajak saya ngobrol bentar, gak lama tidur. Saya sendirian deh... tetep aja gak ada yang ngajak ngobrol.
Udah ada mba aja yang bisa diajak ngomong, saya masih kepengen diajak ngobrol sama suami, pengen diajak tukar pikiran atau berbagi perasaan. Gimana istri2 yang harus ngurus bayi sendiri?
Gak ada yang diajak ngomong seharian. Woaahh... cape... pengen pas nanti ketemu suami disayang2, diajak ngobrol, diperhatiin.. Tapi semua ekspektasi itu... *poof!* kandas sudah. Yang ada, suami mandi, makan, gendong bayi sebentar, nonton TV, main game, bobo. Gak ada di schedule mereka untuk ngajak ngomong istri.
Kena deh diomelin istri... :D :D :D
"Kamu sih nonton TV mulu!"
"Kamu main game teruuss!"
"Kamu blablabla, blablabla, blablabla, blablabla!!!!"
Sebenernya masalah para istri tu apa sih?
1) Capeee... Kalo kecapean, mood udah gak bagus deh. Pengennya bobo, tapi mana bisaaa?? Tar siapa yang jagain baby? Mau gak mau harus tetep kerjain semua tanggung jawab di rumah.
2) Jenuuh... Ngerjain hal yang itu lagi-itu lagi, kayanya hidup nih gak ada variasi. Ganti pampers lagi, nyusuin lagi, tidurin lagi.. Lama2 eneg dan muak ngerjainnya. Tapi, baby adalah anugerah dari Tuhan. Masa kita gak mau kerjain? Mau gak mau, tetep mesti kerjain.
3) Ada desire untuk connect dengan suami seperti yang saya ceritain di atas. Pengen bertukar pikiran, pengen becanda, pengen diperhatiin.
Kalau nomor 1 dan 2, beruntunglah yang punya suster/mba/mama/mama mertua yang bantu jagain baby. Masalah langsung berkurang drastis. Tapi yang nomor 3 butuh kerja sama dari pihak suami. Kalau suami gak ngerti kebutuhan kita untuk connect sama dia, terus gimana??
Ada beberapa hal yang bisa kita kerjain.
1. STOP NYALAHIN SUAMI! Apalagi dengan kalimat yang mulai dengan kata "kamu", seperti "Kamu nonton mulu", "Kamu main game mulu", "Kamu gak perhatian", dll. Kalimat2 tersebut bener2 menyudutkan suami dan perasaan yang muncul dalam hati mereka tentu bukan perasaan senang. Siapa sih yang seneng disalahin? Coba kita pikirkan hari yang mereka lalui. Mereka juga cape pergi pagi pulang sore. Apa salahnya mereka mau me-time dan beristirahat setelah hari yang melelahkan?
2. SAMPAIKAN KEBUTUHAN & PERASAANMU DENGAN CARA YANG BERBEDA. Instead of memulai kalimat dengan kata "kamu", coba mulai dengan kata "aku". "Aku bosen di rumah mulu. Weekend jalan2 yuk?", "Aku cape banget ngurus baby, kamu jagain dia lamaan hari ini ya?", "Aku pengen ditemenin kamu." Nah, kalo kita udah gak menyerang dan gak menyudutkan suami, hopefully sang suami lebih mau bekerja sama ya. Sama seperti mereka gak salah kalau mau me-time dan istirahat, istri juga gak salah kalau mau dibantu dan minta diperhatiin. Kalau gak minta bantuan dan perhatian dari suami sendiri, masa minta dari suami orang laen? Urusan makin runyam deh.
3. BERDOA. Suami gak selalu siap 24 jam untuk dengerin kita. Tapi Tuhan Yesus stand-by 24 jam. Gak usah harus sambil lipat tangan dan tutup mata. Gak bakal sempet deh! Kita nengok dikit aja, baby udah pindah posisi. Just cry out in your heart to God. He hears you. Ngomong dalam hati, "Tuhan Yesus, help me!"
Be careful wives! Saat kita omelin suami dengan ocehan2 yang menyerang dan menyudutkan, kita menumpuk kekesalan dalam hati mereka. Kita menciptakan atmosfer yang tegang di rumah. Mungkin pas bubar kantor, di kepalanya uda kedengeran suara kita yang lagi ngomel2. Terus, jadi males deh pulang ke rumah. Suami jadi menunda pulang atau bahkan gak pulang sama sekali. Kalau sampe ketemu wanita lain yang ngomongnya lemah lembut, adem deh hatinya langsung. Apalagi kalo wanita lain itu muji2/rayu2 suami kita. Duh kita udah kecolongan deh!
Istri harus punya tempat marah2 yang lain, tempat curhat yang lain, yang bikin plong, bikin hati enteng. Seseorang yang mau dengerin, mengerti dan kasih penghiburan & kekuatan. Di mana? Ngomong sama siapa? Gak lain adalah YESUS. Jangan sepelekan kuasa doa. Berdoalah. Sampaikan uneg2, rasa lelah, rasa jenuh, rasa rindu, pokoknya semuaaaaa yang kita rasain ke Tuhan Yesus. Beban kita akan diangkat olehNya.
Suami gak perlu diocehin sama kita. Makin diocehin, gak bakal makin baik, yang ada mereka akan semakin menjauhkan diri dari kita. Hanya kasih Kristus yang bisa menyentuh hati suami kita dan mengubah mereka.
1 Petrus 3 membahas hidup bersama suami istri dengan bagus sekali. Coba baca deh. Saya mau ambil 2 ayat yang saya suka, yaitu ayat 4-5.
"tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya"
Intinya yang saya tangkap dari ayat ini adalah istri2 harus belajar tenang.. lemah lembut dan tenteram. Sekali lagi ya... lemah lembut dan tenteram..Coba diresapi arti kedua kata tersebut. Lemah lembut..... dan tenteram......
Susah ya kalo lagi hectic di rumah? Gimana caranya bisa lemah lembut dan tenteram? Itu dia jawabannya di situ.. menaruh pengharapannya kepada Allah. It means: BERDOA! Berharaplah bahwa Allah yang akan mengubah situasi kita. Berharaplah bahwa Allah yang memampukan kita menjalani peran sebagai seorang istri dan ibu. Berharaplah bahwa Allah yang bekerja dan memimpin kehidupan rumah tangga kita.
Ada satu artikel yang bagus dari tulisan peaceful wife
Saya copas di sini.
A wife giving respectful, loving space as a gift may want to:
- smile when she sees him
- kiss him in the morning and in the evening
- continue cooking and doing chores, maybe even cook her husband’s favorite meals if she feels led
- allow him to have space to process his thoughts and any sin
- spend extra time with God in prayer for herself, her husband, and her family
- be content in Christ and joyful in Christ
- be approachable when he begins to draw near her
- be ready to extend grace and forgiveness when he verbally apologizes or extends an “olive branch” without words
- if he is interested in sex but hasn’t apologized for a genuine sin against her, she may want to be ready to say, “I want to be available to you sexually, but I need to know our relationship is stable and secure first. Then I will be ready to give my body to you freely the way I want to.”
Steph, thanks for ur writing, being blessed by it :) susah ya jd istri n mama... My feeling is similar like u... May God strengthen us ya ;) btw, ada baca blog u ttg feeding, I jg sama msh struggle masak buat si kecil n suami, antara msh ngajar, urus anak n rmh, rasanya cape bgt n no time buat masak. Msh dibnt mama jg utk mknan si kecil... Anyw, ddl wkt jethro awal mkn, dia ga suka kl mknannya dicampur asi, dia ga suka rasa asi perah yg pernah dibekuin. Alternatifnya, mknannya dicampur air jeruk baby atau air gula Glucolin (ini gula buah yg bgs gizinya utk baby). Dan bnr kata tmn u, kl di lidah kita rasanya ok, biasanya baby jg suka. Tp mmg ga selalu :p Hope this helped :)
BalasHapus@Ci Irena: Puji Tuhan kalau bisa jadi berkat buat cc. :) Iya kita sama2 belajar ya. Ternyata ga gampang. Ci, apa yang dicampur air jeruk baby? sereal gitu?
BalasHapusair gula Glucolin belinya di mana ci?
Teph, yang no 2 jeritan hatiku bangetttt. Hahhaha... Kerjain itu lagi, itu lagi. Pas anak gedean agak terhibur. Belajar kerjain tanpa mikir hahhaha. sempet empet juga sih ya. Apalagi kalau ga ada yang bantu.
BalasHapusTapi bener, jangan omelin suami. Aku ada juga sebel2nya sama suami, tapi ingetnya kalau dia itu kepala, di atas dia ada Kristus.
dan bener juga, cuma Tuhan Yesus tempat kita numpahin uneg2. Itu kenapa di masa single kudu harus bangun hubungan dengan Tuhan sedalam mungkin. Kita kan ga mungkin ya ngeluh soal rumah tangga ke orang lain. Karna kadang omongan kita cuma omongan2 emosional. Kuncinya iya DOA.
thx Teph, jadi diingatkan lagi. Lemah lembut dan tentram. ^^
@Lasma: Setuju Lasma! Emang cuma Tuhan Yesus tempat kita numpahin uneg2. Betul2, kuncinya itu DOA. Sama2 Lasma. Ayo semangaaattt!!!
BalasHapus