Beda 87 pageviews. :)
Jadi, dari statistik sederhana ini, saya menyimpulkan bahwa orang2 lebih suka baca tulisan yang ceria (nuansanya positif) ketimbang tulisan curcol yang gak jelas/implisit (nuansanya negatif). Saya pribadi juga lebih senang baca tulisan yang happy sih, jadinya ikut terbawa bersemangat. Kalau tulisannya negatif, saya jadi ikut sedih atau pesimis.
Sebenarnya selama setahun ini, saya mencoba nulis yang positif. Tapi, kenyataannya susah karena saya sendiri bergumul dengan kehidupan baru. Penyesuaian diri gak semudah yang saya pikirkan. Namun, His grace is always sufficient. Sekarang saya bisa bilang saya betah di tempat yang baru, mulai terbiasa melakukan semua aktifitas baru. Saya senang. :)
Kembali ke ayat Titus 2: 3-5
Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka
hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi
hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik
dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin
mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar
Firman Allah jangan dihujat orang.
Dulu, frase yang kena banget ke saya adalah 'rajin mengatur rumah tangganya'. Saya berasa jadi sosok perempuan muda yang harus belajar dari para perempuan tua (nyokap, tante, sepupu, cici2 blogger) untuk mengasihi suami dan rajin mengatur rumah tangga seperti mereka (gak menggerutu dan malas2an kalau harus bersih2 love nest). Tapi, kali ini, berdasarkan pengalaman yang hampir satu tahun saya miliki, saya mau juga mencoba ambil peranan sebagai 'perempuan yang tua' sesekali. Maksudnya, saya bisa share dengan teman2 perempuan yang lom nikah atau baru aja nikah tentang masa2 penyesuaian yang harus kita lalui. Mungkin buat beberapa perempuan, gampang aja. Tapi buat saya, itu butuh waktu. Setidaknya hampir satu tahun.
Jadi, ayatnya sekarang boleh diucapkan kaya gini:
Perempuan yang tua (Stephanie), hendaklah Stephanie hidup sebagai perempuan yang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi Stephanie cakap mengajarkan hal-hal yang baik dan dengan demikian mendidik saudari-saudari mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang.
Amin amin! Kalau saya sampe bisa kaya getu sih, itu bener2 anugerah Tuhan Yesus banget!!!! Gak bakal bisa kalau berusaha sendiri. Sekali lagi, I believe His grace is sufficient for me. Dengan demikian, semoga saya bisa lebih banyak menulis hal-hal yang memberi inspirasi positif buat temen2 pembaca. :)
Semangat terus ya Tep...! Lanjutkan perjuangan :)
BalasHapusTerima kassihh!! :)
BalasHapus