Belajar Nurut

Tetesan karamel keenam..

Udah cukup banyak tulisan2 cici2 saya yang pada jago nulis: Ci Lia, Ci Grace, Ci Shinta, yang ngomongin soal jadi istri tuh uda sepatutnya tunduk ma suami. Alkitab juga bilang begitu. Sejak saat itu, saya tu mikir... Hmm... enak gak yah tunduk? Bisa gak yah gw tunduk? Segitu pentingnyakah tunduk?

Well well, ternyata iya!

Saya baca sebuah kisah di buku Preparing to be a Help Meet by Debi Pearl. Ceritanya tentang sepasang suami istri. Jude dan Mary. Di awalnya, kehidupan mereka bahagiaaaaa banget. Tapi, setelah beberapa waktu lamanya, ada hal-hal di diri Jude yang Mary gak bisa mengerti. Saya copas aja dari bukunya yah.

His grand ideas were foreign to me. I harbored continual disapproval of him. I began to question his motives. I talked down to him because I felt he was stupid in the way we handled our money. He seemed to lack spiritual clarity. (p. 195)

Mary melanjutkan....

Then one day, after six years of marriage, I came home and he was gone. ... everything that said "Jude" was gone. It had never dawned me that he might actually leave me. We were Christians. Jude had vowed to love and protect me; divorce was not an option... ever... right? (p. 196)

At age 31, my life was over. ... Jude's lawyer contacted me over and over saying my husband wanted a divorce. I refused. (p.197)

Over the years my bitterness had made him distrust my intentions. When he heard my voice over the phone his answering tone was angry. I told him in a matter-of-fact-way, "I am truly sorry. I will sign the papers." As we talked it was like a window shade came up on his soul. He sounded more and more friendly, like the man I had married. ... We talked five times that day. It was my 40th birthday. It was one of the happiest days of my life. In the end he sent me 'the papers'. I had to accept his decision with grace. I finally, after all these years, obeyed my husband. (p. 198)

Sedih kan... saat dia mau submit, udah terlambat. Saya emang gak bisa menjelaskan yah bagian di mana mereka Kristen, tapi tetap cerai. Tapi, saya mau tekenin. Sikap istri saat meragukan keputusan suami dan akhirnya gak mau nurut, ternyata bener2 melukai suami. Berawal dari gak nurut, ternyata bisa berakhir dengan perceraian. Dari cerita ini, saya belajar bahwa disobedient leads to divorce. :(

Hmmm... itu yang dari buku. Sekarang saya coba berbagi pengamatan saya yah. Selama beberapa tahun belakangan ini, saya tu ngamatin pasangan yang baru merid. Dari mereka siapin merid, awal2 kehidupan rumah tangga, pas punya anak, sampai hari ini. Dulu tuh ya.. Honestly, saya merasa cowonya ni gak bener dueh. Bukan dalam arti gak bener = mabok2an ato kriminal ato pengguna narkoba lho ya... Tapi gak benernya gini.. Kayana ni cowo gak mengasihi dan menghargai cewenya dengan baik. Saya ngerasa, dalam hal sekecil apapun kayanya cowonya gak mau ngalah ma cewenya.

Pernah suatu kali, sang suami minta istri melakukan sesuatu, tapi ngomongnya ketus. Duuuuhhh.... saat itu kalo saya yang digituin, udah saya pites-tes-tes!!! Enak aje lu nyuruh2 gw kaya gitu!!! Ngomongnya yang lebih enak nape siii??!!! *pantes saya lum dikasi izin jadi istri orang.. juteek* :P Tapi, si istri gak nyautin kaya saya nyaut di atas. Memang mukanya nunjukkin kesel n agak bertanya2 sih, tapi dia tetep diam dan akhirnya nurutin maunya suaminya. Dalam hati saya, duh kasian banget sih si istri... Saya mau belain, tapi siapa saya? Lagian istrinya juga uda nurut. Gak ada 'ribut2' lagi. Well, akhirnya kejadian itu berlalu...

Hampir tiap hari saya agak kepikiran. Istrinya bahagia gak ya.. Apa suaminya masi ketus gitu? Sebenernya suaminya sayang gak sih sama istrinya? Kalo saya, amit2 deh digituin. Ngomong kan bisa pake cara lain, gak usah judes2 gitu. *Sodara2, perlu dimaklumi bahasa kasih saya itu kata2 pujian. Jadi bukan cuman sekedar isi ucapannya yang penting bagi saya, tapi cara penyampaiannya juga penting. Saya suka sensi ma kata2* Saya simpen hal itu dalam hati saya.

Belakangan pas saya ketemu mereka lagi.... Eh... ada yang berubah... Suaminya... gak seketus dulu... Saya ingat, di kesempatan yang lain, istrinya yang inisiatif tanyain suaminya mau apa (padahal suaminya belum bilang kemauan dia seperti cerita yang sebelumnya). Begitu suaminya bilang, walaupun saya tahu istrinya gak menginginkan hal itu (saya liat dari raut mukanya), istrinya tetep kerjain yang suaminya mau. Si istri nurut. Mungkin... karena istrinya nurut itu yah, makanya suaminya gak seketus itu lagi..

Lebih jauh lagi, sekarang suaminya juga apa-apa tanya istrinya dulu. Hal lain yang bikin saya kaget, istrinya tuh luar biasa! Pas ditanyain ma suaminya, jawabannya tu menunjukkan perhitungan yang matang, seksama, teliti, n udah ditinjau dari berbagai sudut pandang. Dan, dia nyampeinnya tanpa terasa merendahkan suaminya sama sekali. Gile, hebat banget! Pantesan suaminya melembut... d^^b *dua jempol buat si istri*

Saya salut! Rumah tangganya menunjukkan perubahan. Menurut saya, itu karena peran istrinya yang sangat besar. ISTRI TUH TERNYATA PERANNYA SANGAT BESAR YAAAAA!!!!! Mr. K pernah bilang: "Orang kalo dituntut berubah, pasti sulit untuk berubah. Penerimaan yang akan bisa mengubahkan." Saya rasa itu benar. Contohnya aja pasangan yang saya amati tadi. Walaupun dijudesin, si istri tetep nerima suaminya apa adanya. Dia gak nuntut suaminya untuk gak judes lagi. Intinya, dia gak menuntut, tapi dia menerima. Dia denger firman Tuhan Yesus: be submissive to your husband. That's it. Dan terbukti kan kalo sekarang saya sebagai orang luar aja bisa melihat perbedaannya. Suami jadi makin percaya ma istrinya dan uda ga seketus dulu lagi. Mereka semakin kompak sebagai pasangan.

Guys, saya ngerasa penting banget untuk kita nurut ma pasangan kita. Saya gak tau apa yang terjadi dengan hati para pria ketika pasangannya menolak menuruti keputusan mereka, padahal mereka sudah mempertimbangkannya masak2. Mungkin itu terasa lebih menyakitkan daripada yang kita, para perempuan, bisa mengerti. Pengalaman saya soal nurut ini lum banyak. Tapi, I will learn from Mary's mistake, I will learn from my sisters' examples (Ci Lia, Ci Grace, Ci Shinta) and I will learn from that couple whose story I have shared. My promise: I will learn to be submissive.

Tapi, yang terutama, I will learn to be submissive because God wants me, Stephanie Gunawan, to do so. Itu alasan terutama yang mendasari keinginan saya untuk belajar dari pengalaman2 orang lain. Kalo orang lain memerintahkan dan mencontohkan hal itu, tapi Tuhan Yesus gak ingin saya melakukannya, sori dori mori stroberi, saya gak akan kerjain. Tapi kalo DIA yang bilang, saya mau coba kerjakan sebaik-baiknya. I will try, Lord Jesus, I will try.

Kolose 3: 18

Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.

Women of God, because God says so, it is an obligation for us to do it. Bukan sekedar supaya jadi wanita yang baik, disayang, dianggap wanita yang rohani, ato berbagai kesan positif lainnya sehingga kita merasa mendapat pengakuan dan penghargaan dari orang2 lain. Kita lakukan bukan untuk kepentingan kita sendiri, tapi untuk nyenengin hati Tuhan, dan tentunya hati pasangan kita juga.

So far, pengalaman saya selama dalam kelas karamel ini belum banyak. Tapi ada beberapa kali saya coba praktekin. Coba nurut ma Mr. K. Hehehe iyah, ada hal-hal yang saya rasa kayanya gak usah begitu dee... Tapi, coba deh ikutin aja, gak ada salahnya juga. Dan ternyata, Mr. K memperhatikan hal itu. Dia bilang dia seneng saya mau dengerin saran dia. ^^v Tapi, ada juga yang saya gak nyadar bersikap nyolot ke dia. Huks.. :( dia sih masi sabar gitu lho.. *plok plok plok* :D Makasih ya Mr. K. Thank u pengertiannya. Saya masi harus terus belajar nih. Gula pasirnya masi belum meleleh total jadi karamel.

Yuk girls, kita rame2 belajar nurut. Kalo masi single, nurut ama ortu, guru, bos, kakak pembina, dan orang2 lain yang ditempatkan di atas kita. Kalo uda in a relationship, latihan nurut ma pasangan kita. Wish for the best, mungkin dia yang akan kita dampingi selamanya. ^^ Kalo uda merid, ya tentunya sama si suami donk. Dan paling penting, belajar nurut ma TUHAN YESUS! Ayo rame-rame meleleeeehhhh jadi karameeeeelll.... :D