Kali ini saya menulis karena saya baru saja telponan dengan seorang teman perempuan. Ada satu kalimat yang membuat saya cukup heran yang terucap dari mulut teman saya. Dia bilang begini, "Gw akhir2 ini uda sering kepikiran kalo Tuhan mau gw tetep single, dan sekarang gw berusaha mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk itu." Saya sempat bilang kalo tetep single itu bukan kemungkinan terburuk dan saat itu teman saya pun langsung berkata, "Iya ya.. itu bukan kemungkinan terburuk yah.." Saya bersyukur teman saya langsung ingat bahwa pilihan Allah untuk kita pasti adalah pilihan yang terbaik dalam hidup kita.
Karena obrolan ini, saya jadi berpikir: bagus temen gw sadar.. tapi gimana perempuan yang lain ya? That's why sekarang saya mencoba menyampaikan kenapa getting married adalah kemungkinan terbaik dan stay single is also kemungkinan terbaik. Both are good news for us, women! Tentunya menerima bahwa getting married is a good news, saya tidak akan menjelaskan tentang hal itu di sini, tapi saya akan menjelaskan kenapa stay single (not getting married) is also a good news.
Kali ini saya mau mengajak teman-teman, baik yang perempuan ataupun laki-laki, untuk membuka 1 Korintus 7: 25-40. Saya akan tetap menuliskan ayatnya di sini, tapi kalau teman-teman ingin membaca secara lengkap dan memberi tanda pada Alkitab teman-teman, tentunya akan lebih nyaman. Di perikop ini, Paulus benar-benar berusaha mengarahkan para pria dan wanita untuk melihat bahwa menikah ataupun tidak menikah adalah hal yang baik, namun untuk tidak menikah, hal ini jauh lebih baik.
Ayat 25:
Sekarang tentang para gadis. Untuk mereka aku tidak mendapat perintah dari Tuhan. Tetapi aku memberikan pendapatku sebagai seorang yang dapat dipercayai karena rahmat yang diterimanya dari Allah. -- Paulus menjelaskan bahwa ia akan berbicara secara khusus bagi kaum perempuan, namun ia menjelaskan bahwa ini adalah pendapat pribadinya sebagai hamba Allah yang diberikan rahmat oleh Allah sendiri. Paulus memberikan acuan tentang bagaimana seharusnya kita melihat singleness ini dengan cara yang benar. Seringkali kita, terutama kaum perempuan, merasa sedih kalau diri kita "gak laku2" atau bahkan hidup selibat (gak married sama sekali seumur hidup). Tapi coba deh kita teruskan membaca dan menggali perikop ini. Kita akan menemukan bahwa stay single pun okay kok! Penasaran? Terusin deh bacanya. ;)
Ayat 26-27: (26) Aku berpendapat, bahwa, mengingat waktu darurat sekarang, adalah baik bagi manusia untuk tetap dalam keadaannya. (27) Adakah engkau terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mengusahakan perceraian! Adakah engkau tidak terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mencari seorang! -- Dari kedua ayat ini, Paulus mau berkata pada kaum laki-laki untuk tetap pada keadaannya, mengingat bahwa waktu kedatangan Yesus yang kedua kali sudah dekat. Yang menikah, jangan menceraikan istrinya. Yang belum menikah, ya jangan mencari istri, jangan menikah! Apakah menurut Paulus menikah adalah suatu hal yang buruk? Tapi yang menikah gak disuruh pisah juga, yang belum menikah juga gak disarankan menikah. Gimana sih Paulus? Plin-plan deh. Pro pada pernikahan atau kontra pada pernikahan?? Hehe.. Coba kita lanjutin yah... Ada penjelasan Paulus di ayat berikutnya..
Ayat 28: Tetapi, kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Dan kalau seorang gadis kawin, ia tidak berbuat dosa. Tetapi orang-orang yang demikian akan ditimpa kesusahan badani dan aku mau menghindarkan kamu dari kesusahan itu. -- Paulus tetap pro pada pernikahan karena memang kalau seorang pria dan wanita menikah, itu bukanlah hal yang berdosa. Bahkan Allah sendiri yang menginisiasikan pernikahan pertama antara om Adam dan tante Hawa. :) Tetapi, orang yang menikah punya pergumulan dan tantangan (kesusahan badani) yang lebih banyak dibandingkan orang yang tidak menikah. Kalau orang menikah, si istri maunya kamar rapi begini-begitu sampai sedetail-detailnya, tapi si suami merasa barang ini-itu tergeletak tidak berurutan, tapi sudah ada di 1 tempat yang sama, berarti sudah rapi. Si istri maunya anak-anak belajar jangan terlalu tertekan, si suami maunya anak-anak belajar mati-matian supaya selalu masuk 10 besar. Dan lain sebagainya.. Papa dan mami saya dulu cukup sering ribut. Saya sudah lupa tentang apa. Tapi satu hal yang pasti, menyatukan dan mengkompakkan dua kepribadian yang berbeda dengan latar belakang yang berbeda membutuhkan usaha yang luar biasa. Mereka yang tidak menikah, tentunya terhindar dari kesusahan badani yang dimaksudkan Paulus di sini. Paulus akan lebih spesifik di ayat-ayat berikutnya.
Ayat 29-31: (29) Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri; (30) dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli; (31) pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu. -- Di sini Paulus kembali menegaskan bahwa kedatangan Yesus sudah semakin dekat! Isteri, tangisan, benda-benda yang dibeli, semua Paulus katakan sebagai 'barang-barang duniawi.' Apa yang mau Paulus sampaikan dari kalimat ini? Intinya satu: fokuslah menyebarkan Injil, jangan fokus pada urusan di dunia! Yang pertama: istri (pasangan hidup). Kita gak boleh memusatkan perhatian kita pada pasangan hidup kita terus-menerus, apalagi sampai idolatry (mentuhankan pasangan kita). Ada hal lain yang jauh lebih penting yang harus kita lakukan, yaitu mewartakan kabar sukacita, menjangkau jiwa-jiwa bagi Allah lebih banyak lagi, memberitakan berita keselamatan itu! Lagipula, di sorga nanti, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan, melainkan hidup seperti malaikat di sorga - Matius 22:30. Jadi, kalau saat ini seorang pria tercatat menikah dengan seorang perempuan, apakah di sorga mereka akan tetap hidup sebagai suami isteri? Tentu tidak. Masing-masing dari mereka akan hidup seperti seorang malaikat. Dan apa tugas malaikat? Melayani Allah. Karena institusi pernikahan bukanlah suatu hal yang abadi/kekal yang akan kita teruskan setelah kita mati, maka Paulus mengatakannya sebagai hal duniawi. Hanya cinta kepada Allah-lah hal yang kekal. Yang kedua: tangisan (emosi kita). Emosi-emosi kita pun bukan hal yang kekal. Mending kalo kita merasakan emosi yang positif, seperti rasa gembira. Kita akan jadi lebih bersemangat mengerjakan segala sesuatu. Tapi gimana kalo kita merasakan emosi negatif? Bukankah kita makin loyo dan ogah-ogahan mengerjakan tugas kita? Hal-hal yang sementara seperti ini bisa mengalihkan fokus kita dari bekerja buat Allah menjadi mengasihani diri sendiri berlebihan. Kita suka sedih berkepanjangan (saya juga pernah mengasihani diri berlebihan.. hoho.. tapi puji Tuhan, Ia memberikan saya kekuatan dan penghiburan ^^). Ayo teman-teman, bersemangatlah! Tetap beritakan firman Tuhan, dan Tuhan sendiri yang akan menghapus air mata kita. Apalagi Dia sudah berjanji kepada kita di Wahyu 21:4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu. Fokuskan pandangan kita pada Tuhan dan bekerjalah segiat mungkin untuk memuliakan Dia! Yang ketiga: barang-barang yang kita beli (harta duniawi). Mengenai hal ini, Tuhan Yesus sudah memberikan pengajaran khusus di Matius 6:19-24 Hal Mengumpulkan Harta. Saya akan menuliskan ayat 19-20. (19) Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. (20) Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Jelaskan kalau harta di dunia benar-benar gak kekal?! Coba aja duit ditaro di atas kompor, sekejap langsung kebakar dan hilang. Jam tangan yang sangat saya sukai karena begitu bagus dan mahal pun sekarang sudah berkarat, padahal saya jarang-jarang pakainya karena takut dicopet. Benar-benar sementara, bukan? Jadi, kumpulkanlah harta-harta sorgawi. Apa itu harta sorgawi? Harta sorgawi adalah hati yang mencintai Allah, iman yang menunjukkan perbuatan nyata untuk mengikuti kehendak Allah, kasih yang membawa orang-orang semakin rindu untuk mengenal Allah lebih dan lebih dalam lagi. Lakukanlah segala sesuatu untuk menyenangkan hati Allah. Saya percaya saat itu kita sedang mengumpulkan harta sorgawi kita.
Okay, saya akan melanjutkan tulisan ini di blog yang selanjutnya. So, stay tune! :)
baguuuuuuuuuusssss banget. dijelaskan dg sangat gamblang ayat per ayat.....saya share di fb yah C....betapa kita rindu biar semua temen2 yg lain jg bisa mengerti hal ini!!
BalasHapus@Nonik: Setuju! Aku juga rindu temen2 yg lain ngerti hal ini! Thanks udah dishare!! :)
BalasHapusHy c stephanie, blog c sangat luar biasa.. sangat memberkati saya..
BalasHapussaya boleh izin share gak c?? biar teman2 jenn bisa mengerti hal ini juga.. Thank..
Sure Jenn :)
BalasHapussenang membaca blog ini :) luar biasa Tuhan kita :)
BalasHapus@Asyiknya menulis: ya betul! TUhan kita luar biasa!!
BalasHapus