Yok kita lanjut ke bab 5!! Untuk baca yg bab 4, bisa buka di Lady in Waiting Ch. 4
Bab 5. Wanita yang Penuh Pengabdian.
Di bab ini, kita diingetin untuk mengabdikan diri kita seluruhnya pada Allah. Why? Emang perlu? Emang penting? ... Sebenernya di sini ada rahasia yg tersembunyi. Rahasia yang tersimpan bagaikan harta karun yang terpendam yang hanya disediakan bagi mereka yang mencarinya. Rahasia yang menjadi kunci jawaban dari apa yang selama ini selalu dicari2 oleh manusia, khususnya perempuan. Sebagai seorang wanita, kita telah diciptakan dengan keinginan untuk dikenal - tidak hanya secara fisik atau secara umum, tetapi dikenal secara mendalam dan dikasihi secara intim. Girls, bener kan?! Hehe.. Tapi, jika kita berharap seorang pria akan satu hari mengisi kerinduan hatimu akan keintiman, kita akan kecewa. Saya pernah begitu tuh... Berharap seorang pria akan mengisi kerinduan hati saya akan keintiman. Huhuhu.. saya kecewa.. T.T Hanya Dia, Kekasih Jiwamu, dapat mengisi kebutuhan ini sepenuhnya. Bapa Surgawimu dengan lembut menciptakan kita dengan kebutuhan-kebutuhan yang dapat sepenuhnya dimengerti dan dipenuhi seutuhnya oleh Allah. Saat kita mulai mengenal siapa sesungguhnya Dia itu, Dia akan memenuhi kebutuhan-kebutuhanmu akan kasih. (p. 76). Get the idea, girls? Karena Tuhan yang ciptain kita, jadi Dia yang paling tau kebutuhan apa yang terdalam yang ada di diri kita, yaitu kebutuhan akan kasih dan keintiman. Kok Dia tau? Ya karena Dia juga yang ciptain kebutuhan itu dalam hati kita, Dia yang taruh kebutuhan itu di dalam kita. Nah, gimana caranya supaya kebutuhan itu bisa terpenuhi? Siapa atau apa yang bisa memenuhi kebutuhan itu? Inilah rahasia yang besar itu: hanya pribadi Allah-lah yang dapat memenuhi kebutuhan kita, para perempuan, akan kasih dan keintiman. Hanya pribadi Allah.. Hanya pribadi Allah yang adalah kasih itu sendiri yang dapat memenuhi kebutuhan kita akan kasih dan keintiman. Kalau kita uda mengabdikan diri pada Allah, kebutuhan kita akan terpenuhi. Kedengeran masuk akal gak temen2? Dulu, sebelum putus cinta, saya gak ngerti, menurut saya hal itu sangat gak masuk akal. Tapi, setelah putus cinta, saya ditemukan dan ditolong oleh Allah dan bener2 ngalamin hal itu. Ketika saya makin mengabdikan diri untuk Allah, hati saya terasa dipenuhi oleh cinta yang gak ada habis2nya. Sangat jauh berbeda dengan cinta dari manusia yang pernah saya alami, termasuk cinta dari keluarga lho, bukan pacar doank. Jadi, gimana menurut saya sekarang? Masuk akal? Tetep enggak! Tapi bener2 terasa nyata di hati booo!!! Nyata banget!! This feeling is soooo real!! Tuhan Yesus sayang sama saya dan hati saya dipenuhi oleh cinta dariNya. So, penting gak mengabdikan diri pada Allah? It's your choice. Kalo kalian pengen kebutuhan kalian akan kasih dan keintiman terpenuhi, I strongly recommend all of you untuk mengabdikan diri kalian pada Tuhan Yesus. Tapi kalo kalian gak pengen, saya gak akan memaksa kalian.
Mengabdikan diri... Mengabdikan diri tuh kira2 seperti apa ya? Di buku ini dijelaskan seperti apa sih mengabdikan diri itu. Mengabdikan diri berarti memberikan seluruh hati kita kepada Allah setiap saat. Di buku diberikan sebuah ilustrasi tentang pengabdian diri. Misalnya nih, girls, ada cowo yg ngomong begini ke kita: "Aku mencintaimu. Aku memberikan hatiku sepenuhnya kepadamu, selama 364 hari setiap tahunnya, aku akan mengabdikan diriku kepadamu dan hanya kepadamu. Namun, satu hari setiap tahunnya aku mau berkencan dengan yang lain dan melihat hal-hal yang tidak kudapat. Jangan kuatir, kamu memiliki seluruh waktu lainnya. Maukah kamu menikah denganku?" (p. 78). Mau gak teman2?? Saya sih gak mau. Enak aja. Katanya cinta, katanya mengabdikan diri sama saya, kok ada satu hari yang dia gak kasih buat saya? Kurang ajiaarr!! Emangnya saya apaan? Rumah kontrakan? Barang sewaan? Saya tentunya mau dia memberikan diri dan hatinya full donk, 365 hari setahun. Nah, demikian jg sikap kita sama Tuhan Yesus. Ketika kita mengabdikan diri padaNya, kita harus menyerahkan hati kita padaNya 100%. Gak boleh ada hal2 lain yang mencuri hati kita, seperti pacar/hobi/pekerjaan/uang, dsb. Pokoknya yang selalu dapet prioritas nomor satu untuk diladenin selain Tuhan deh. Itu tuh yang namanya 'hal2 yang mencuri hati kita'. Misalnya, pilih kebaktian ke gereja atau tidur sampai lebih siang? Atau, pilih persekutuan atau pergi main online game ke warnet? Atau, pilih baca Alkitab atau nonton sinetron? Atau, pilih berdoa syafaat atau ngelamun jorok? Dari pilihan2 kita sehari2, ketahuan deh hati kita condong ke Tuhan atau gak. Mari kita minta Tuhan menyelidiki hati kita masing2. Dapet gambaran tentang mengabdikan diri? Mengabdikan diri artinya memberikan seluruh diri dan hati kita, 100%, untuk berdekatan dengan Tuhan, setahun penuh.
Gimana caranya membina hubungan yang dekat dengan Tuhan? Sama aja kaya membina persahabatan. Anda banyak bercakap-cakap, Anda mendengarkan, saling menulis surat, saling memikirkan, mencari apa yang disukai oleh yang lain dan apa yang tidak disukai, dan Anda mencoba untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan orang itu. Makin banyak Anda menghabiskan waktu bersama, makin intim Anda mengenal temanmu. Dan makin intim Anda mengenal temanmu, makin besarlah kasihmu. Begitu jugalah halnya hubungan Anda dengan Allah. (p. 78). Kalo sama Tuhan, bercakap-cakap artinya berdoa, share your feeling with God. Saya suka sama cerita sama Tuhan misalnya seperti ini: "Tuhan Yesus, kemarin aku pergi ke Pulau Tidung lho Tuhan, sama anak2 SMAK3. Aku gak seneng! Soalnya perahunya sempiitt.. Aku gak tau mo taro kaki di mana. Tempat nginepnya juga aku ga suka. Uuu.. Tapi, aku seneng bisa kumpul2, Tuhan. Bisa maen2. Yah, biar susah ke sononya, tapi dapet pengalaman baru. En yg paling penting, bisa lihat ciptaanMu di bagian Indo yg lain. Keren lho, Tuhan Yesus, karyaMu di P. Tidung. How Great Thou Art! Terima kasih ya Tuhan sudah menciptakan alam ini dg begitu indah. Aku kagum sama Tuhan Yesus. Love You, Tuhan Yesus. Muach muach!!" Misalnya seperti itu.. I try to always tell Him everything, every detail of my story. I know He enjoys it very much. :)
Nah, kalo mendengarkan artinya kita mau denger suaraNya. Kedengeran kaya orang2 ngomong sama kita? Kaga! Kalo ada yang bisa denger audible secara langsung gitu, wah itu sih bener2 dikasih kesempatan istimewa sama Tuhan. Zaman sekarang, denger suara Tuhan langsung pake kuping gitu gak terlalu 'ngetrend'. Yang lebih sering adalah Tuhan berbicara lewat suara hati kita. Ada suaraNya yang mengarahkan mana yang benar dan mana yang salah. Setelah kita makin dekat sama Tuhan, kita akan lebih peka untuk membedakan mana suara kita sendiri, mana suara Tuhan, dan mana suara iblis. Tapi, hal ini harus sering diasah dengan cara yang ketiga: saling menulis surat.
Untuk saling menulis surat, artinya Tuhan nulis ke kita dan kita juga nulis ke Dia. To be honest, saya punya kumpulan surat2 yang saya tujukan khusus ke Tuhan Yesus. Mungkin bisa dibilang seperti diary. Tapi, saya gak mau nyebutnya diary. Saya lebih pilih sebutan: kumpulan surat2 untuk Tuhan Yesus. Kenapa? Karena dulu pas saya SMP, diary saya isinya keluhan semua dan saya nulis buat saya inget lagi suatu hari nanti. Saya cuman pengen nulis supaya saya jadi lega. Tapi sekarang, saya nulis bukan cuman untuk kepentingan saya doank. Saya nulis surat supaya Tuhan Yesus tau bahwa saya sayang sama Dia. Saya pengen Dia tau isi hati saya, kegiatan saya, harapan saya, cita-cita saya. Saya mau hubungan saya dan Dia makin diperkuat lewat aktivitas ini. Dg saya nulis surat ke Dia, saya ingin makin erat dan lekat sama Dia. Kalo saya udah tulis surat, apa Tuhan juga nulis surat buat saya? Tentu saja iya. Itu Alkitab adalah kumpulan surat cintaNya buat saya. Saya suka baca Alkitab, karena ketika saya baca Alkitab, saya tau isi hati Yesus, saya tau kegiatan Yesus, saya tau harapan Yesus, saya tau cita2 Yesus, bahkan, saya tau silsilah keluarga Yesus. Ini beneran lho. Saya gak cuman sekedar merangkai kalimat2 yang bagus dengan bikin persamaan2 gitu. Tapi, itulah hal2 yang jadi saya ketahui setelah baca Alkitab.
Next, saling memikirkan. Tuhan Yesus uda jelas2 mikirin kita mulu. Dari hari pertama kita ada di perut mami kita, Dia uda mikirin. Nih si Stephanie mau saya tempatkan di keluarga yang mana ya. Rambutnya warna apa, matanya bentuknya gimana, hidungnya gimana, warna kulitnya apa, talentanya apa, siapa aja orang2 yang akan Kuletakkan untuk memberi pengaruh dalam hidupnya, dst.. Jelas kan kalo Dia mikirin kita?! Kalo kita mikirin Tuhan Yesus, pertama2 kita harus punya pengetahuan dulu tentang Tuhan Yesus, siapa Dia, ortunya siapa, kerjaanNya apa, apa yang dialamiNya selama hidup, etc. Gak mungkin kan saya mikirin tentang seseorang yang saya gak kenal. Karena saya punya pengetahuan tentang teman saya, saya mulai mikirin dia. Contohnya, teman saya, Sharon. Saya tau dia nama lengkapnya Sharon Adeline, lahir di Jakarta tanggal 31 Agustus 1987, dia anak tunggal, ortunya sayang banget sama dia. Gak cuma itu.. Seiring bertambahnya waktu, saya pun makin dekat sm dia dan makin banyak yang saya tau. Saya tau beberapa isi hatinya, tentang pergumulannya untuk masa depan. Saya tau pertimbangan dia apa aja. Kalo saya abis dengerin cerita dia, mulai deh saya mikirin dia. Saya mikir, tadi Sharon cerita gini2, gitu2.. Gimana ya cara bantu dia, ada gak ya yg bisa saya lakukan? Atau abis denger dia ngomong yang lucu2, saya pasti inget lagi komentar2 dia yang lucu2, terus bisa cekikikan sendiri. Atau kalo dia abis cerita tentang harinya yang menyenangkan, saya jadi senyum2 sendiri, ikut seneng, tentang harinya yg menyenangkan itu. Intinya, saya mikirin dia ketika saya mulai mengenal dia. Sama aja dengan Tuhan Yesus. Coba deh baca Alkitab atau diskusi dengan teman2 seiman tentang Tuhan Yesus. Biasanya kalo abis baca Alkitab ato diskusi, saya suka kepikiran, sperti: kok Tuhan Yesus umur 12 thn uda mengajar di Bait Allah? kok Tuhan Yesus ngomong begini-begitu ya? Tuhan Yesus suruh kita jadikan semua bangsa murid Dia, saya dr Indo, mau berbuat apa ya untuk melaksanakan perintahNya itu? Saya jadi mikirin tentang Dia deh. Saya berharap, seiring bertambahnya waktu, makin banyak yang saya ketahui tentang Dia, dan makin dalam juga cinta saya padaNya.
Berikutnya, mencari apa yang disukai oleh yang lain dan apa yang tidak disukai, dan mencoba untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan orang itu. Ini sama aja caranya dengan yang sebelumnya. Supaya tau Yesus sukanya apa, kita baca dulu surat cintaNya. Tuhan Yesus seneng kita mengasihi Allah, mengasihi sesama, jadi rendah hati, bertanggung jawab sama talenta yg Dia uda titipin, menghormati orang tua, menghormati pemerintah, gak berbohong, gak berzinah, gak mikir jorok, gak males2an, sebarin Firman Tuhan, dsb. Ya lakukanlah semuanya itu dengan sepenuh hati untuk menyenangkanNya. Soal apa yang saya sukai, I believe He knows me better than myself! :D
Teman2, memang gak mudah untuk jadi wanita yang penuh pengabdian pada Allah. Banyak gangguannya. Hehe.. Tapi, tetaplah berusaha dan mintalah kekuatan dari Tuhan Yesus. Sekali lagi, andalkan kekuatanNya, bukan kekuatan kita. Dan, di saat belum menikahlah kita bisa membina hubungan yang erat ini tanpa ditarik2 oleh kebutuhan2 suami dan anak2. Bisa dibaca ilustrasi yang sangat oke tentang betapa sibuknya seorang wanita yang sudah menikah di halaman 82, buku Lady in Waiting. GBU all! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo tinggalkan jejakmu di blogku! ^.^