Padang Pasir Liburan

Saya abis liburan lagi. Hehehehehehe... Kali ini ke Singapore. Mungkin menurut teman2, "Wah enak banget ni orang liburan terus! Baru kemaren ke Penang, sekarang ke Singapore! Gw juga pengeeennn..." Do you think so? Ayo ngaku.. :) Emang sih liburan tuh enak. Kita bisa keluar dari rutinitas, lihat pemandangan baru, makan makanan yang lain dari sehari-hari, foto2, jalan2, belanja, dsb. Apalagi kemaren itu beli tiketnya yang murah. Tiket pesawatnya pp Rp. 20.000,-. Tambah Changi Airport tax dan bagasi (pergi 15kg, pulang 15kg) jadi Rp. 438.000,-. Harganya yang murah pasti bikin semua orang ngiri, pengen bisa pergi dengan harga segitu. Bagian ini sih saya setuju deh kalo emang enak bisa pergi ke Singapore dengan harga segitu.

Di luar seluruh kesenangan yang dijanjikan oleh sebuah liburan, ada satu hal yang saya gak suka dari liburan. Apa itu? Jawabannya: saya gak bisa saat teduh. :( Waktu ke Penang, saya pergi dengan keluarga. Di keluarga saya, kita belum terbiasa untuk saat teduh bersama. Jadi, it felt very awkward untuk bersaat teduh sendirian sementara orang2 di kamar pada sibuk mandi, siap2 untuk acara hari itu. Yang ke Singapore ini, saya udah janjian dengan teman2 saya untuk saat teduh bareng. Mereka udah bawa Alkitab. Tapi, apa yang terjadi? Kita terlalu kelelahan main dan jalan2 sehingga besoknya kita bangun agak siang. Kita juga buru2 udah mau ke tempat tujuan lainnya. Di hari terakhir, yang sebenarnya hari Minggu/8 Mei 2011, kita juga uda rencana mau ke gereja. Tapi oh tapi, kita harus check out dari hotel jam 11 pagi. Mau cari gereja yang jam 7, kita gak sanggup bangun. Yang jam 9, kita bisa gak keburu check out. Yang sore jam 5, kita bakal terburu2 ke airportnya. Aih.. serba salah. Akhirnya kita gak ke gereja deh.

Saya udah berasa kering sejak pulang dari Penang. Tiga hari gak saat teduh.. Terus baru seminggu berusaha memulihkan kondisi rohani saya, saya harus pergi lagi. Mungkin mestinya saya atur jadwal liburannya lebih berjauhan sih.. Jadi saya gak kering kerontang kaya gini. However, yang kali ini sudah terjadi. Let's just learn the lesson from it.

Sebenarnya saya suka liburan. Saya suka menikmati makanan2 yang lain dari biasanya. Itu menunjukkan betapa Tuhan begitu kreatif menciptakan resep di dunia ini. Tiap negara, bahkan tiap daerah, pasti punya makanan khasnya sendiri. Saya juga senang berkunjung ke Penang Butterfly Farm. Ketika di situ, saya membayangkan Tuhan sedang memegang kuas dan palet warna-warni. Dia juga mengenakan topi khas pelukis gitu lho. Terus Dia sibuk mewarnai kupu2 satu per satu. Dia pilihin warna yang paling pas buat tiap kupu2. Dan seleraNya luar biasa tinggi! Saya juga senang main ke Singapore, lihat gedung2 tinggi. Saya senang main ke Universal Studio Singapore karena saya bisa melihat teknologi luar biasa yang diciptakan manusia. Tentunya inspirasinya dari Tuhan kan. Saya kagum dengan detail permainan yang bisa bikin kita tegang sekaligus senang. Cool!

Yah tapi itu.. Saya kesulitan bersaat teduh. Jiwa saya kering. Saya butuh firman. Firman Tuhan itu bener2 oase. Oase untuk padang pasir jiwa saya. Ketika saya menjauhkan diri dari oase, bukan oasenya yang rugi, tapi saya. Jadi, sekarang saya mau memulihkan kondisi rohani saya. :)

Bapa, aku rindu erat denganMu
Aku rindu mengalami hadiratMu
Aku rindu berduaan denganMu
Aku rindu menikmatiMu
Aku rindu mendengar suaraMu
Aku merindukan keeratan hubungan kita

Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Mazmur 19: 8

Oh iya! Here is a gift for all of us! Pas ke Singapore, saya ketemu dengan ci Grace Suryani dan Sarah Ong. This is the picture! :)