Photobucket

Minggu, 19 September 2010

Lady in Waiting Ch. 9

Sedikit lagi kita sampai di akhir book review nih. :) Btw, udah sejauh ini tapi saya belum pernah pasang cover bukunya ya. Hehe Baiklah! Kalau begitu saya akan masukkan gambar covernya (yg menurut saya bagus banget! It is a very powerful cover! Covernya memberi pesan yang jelas banget mengenai kesan buku ini). I like it!


Bagus kan covernya?? Hehehe... ^^

Sebelumnya, kalau mau baca bab sebelumnya, silakan masuk ke Lady in Waiting Ch. 8 (1) dan Lady in Waiting Ch. 8 (2)

Bab 9 Wanita yang Penuh Keyakinan

Zaman sekarang, kita seringkali tertarik pada pria2 yang oke penampilan luarnya. Mungkin ada yg punya standar cowo gw harus besar, gagah, dan berotot. Atau mungkin yang tinggi, putih, cakep. :p Tapi memang benar, kita kepengen punya pasangan yang seperti itu karena kita banyak dipengaruhi oleh penampilan seleb2 kita. Akhirnya, kita jadi ikut2an deh. Padahal, semuanya itu nanti akan berubah. Setelah lewat beberapa tahun, mereka akan jadi pria2 yang buncit, keriput, botak, dan sebagainya. Jadi, apakah kita akan memilih pasangan kita dengan standar yang hanya terbatas pada penampilan fisik? Kalian boleh jawab dalam hati kalian sendiri. :)

Nah, karena seringkali standar kita dalam mencari pasangan dipengaruhi oleh para selebriti, kita jadi gak punya standar yang Alkitabiah mengenai hal ini. Dan seringkali kita jadi gak yakin bahwa kita akan punya pasangan yang tepat, yang sesuai dengan standar Allah. Padahal, bukankah mengikuti standar Allah adalah hal yang paling benar karena Allah adalah kebenaran itu sendiri? Ingatlah bahwa kalo udah menyangkut keputusan soal pasangan hidup, banyak hal lain yang akan terkena pengaruh dari keputusan kita ini. Makanya, bener2 gak boleh sembarangan pilih orang. Buatlah pilihan yang bijak!

Mulai dari bagian ini, saya akan menunjukkan seberapa tinggi standar yang harus kita pasang untuk menilai mana pria yang tepat, yang sesuai standar Allah, untuk dijadikan pasangan hidup. Contoh2 dalam bab ini akan saya kutip dan teman2 bisa melihat atau bahkan menerapkannya langsung bagi diri kalian masing2.

Inilah contoh pertama yang ditulis oleh seorang lulusan Auburn University mengenai ciri2 yang ia cari pada pria yang tepat (p. 153-154):
  1. Org Kristen yg dikendalikan oleh Roh Kudus (Ef. 5:18)
  2. Yesus no. 1 dalam hidupnya, bukan sekedar hiasan (Mrk. 12:30)
  3. Hancur, sehingga ia mengerti bagaimana bergantung secara penuh pada Yesus (Fil 4:13)
  4. Berpikiran pada pelayanan; di mana saja dan kapan saja ( 1 Kor 4:2)
  5. Motivator; pria yang memiliki visi, peduli akan jiwa yang tersesat (Roma 10:14)
  6. Roh yang peka; sensitif pada kebutuhan2 orang lain (Gal 6:2)
  7. Mengerti tanggung jawab luar biasa seorang suami pada istrinya (Ef 5:25-31)
  8. Cukup rendah hati untuk dimuridkan (dapat diajar) dan mampu memuridkan orang lain (Mat 28:19-20)
  9. Pria yang berdoa; ia tahu bahwa kunci keberhasilan adalah waktu pribadinya dengan Allah (Kol 4:2)
  10. Pria keluarga; ia rindu memiliki anak2 dan membesarkan mereka dg sepatutnya bagi kemuliaan Allah (Ams 22:6)

Standar2 ini udah harus dibuat dan diingat2 terus sebelum kita menerima tawaran kencan dari pria manapun. Kenapa? Supaya kita gak buang2 waktu dengan orang yang salah, yaitu dengan pria2 yang tidak mengenal Kristus dan tidak diubahkan oleh Roh Kudus. Nanti, kalau sejak awal kita udah kompromi "Ya gak apa2 lah pergi sekali-dua kali sama dia.. toh cuman kenalan doank.." Well, bukannya ada tuh hati yang deg2an? Bukannya ada tuh pembicaraan2 yang makin mendekatkan hati kalian? Jangan2 tanpa sadar hati kalian udah kepincut sama cowo itu! Jangan sembrono! Kalau hati sudah terpaut, kita akan sulit menerapkan standar ideal kita. Setiap teman pria yang mengajakmu kencan punya kemungkinan (baik besar maupun kecil) untuk jadi pasangan hidupmu. So, buat standar yang tinggi and stick to it! Kalau sudah buat standar itu, coba nilailah pria itu sejak awal dan tetap berdoa pada Yesus untuk menunjukkan hal yang terbaik bagi kalian berdua. Lebih baik lagi jika kita membuat standar itu dan membagikannya dengan teman seiman atau pemimpin rohani kita yang wanita yang bisa kita percayai, agar mereka bisa membantu kita berpikir dengan jelas. Biasanya kan suara debaran hati lebih kenceng tuh daripada suara Tuhan. Jadi, kita perlu orang2 yang mengingatkan kita mengenai standar2 yang sudah kita buat.

Yang tadi kan kriteria dari lulusan Auburn University, sekarang kriteria yang dibuat oleh penulis uku Lady in Waiting sendiri. Sangat penting diingat bahwa Anda ingin menikahi seseorang karena kualitas yang dimilikinya SEKARANG, bukan karena kualitas yang Anda harap akan dikembangkannya NANTI. Kesalahan yang paling umum yang dibuat oleh seorang pasangan dalam pernikahan adalah menikahi seseorang yang ingin mereka ubah (p. 158). Gak mungkin banget deh yg namanya mengubah orang! Apalagi setelah pernikahan. Setelah pernikahan, yang makin ketahuan biasanya yang jelek2nya lho.. Itu kata pasangan2 yang seringkali saya ajak ngobrol.

Okay, ini dia kriteria2nya menurut penulis buku Lady in Waiting (p. 158-160):
  1. Menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan diri sendiri. Pria ini menerima orang apa adanya, mengasihi mereka sekalipun kasihnya sendiri tidak terbalas. ( Fil 2: 3-4).
  2. Bersukacita dalam hubungannya dengan Kristus. Sukacitanya dalam Tuhan nyata dalam kehidupannya, tanpa perlu kita meminta2nya untuk bersukacita dalam Kristus. (Yoh 15:11).
  3. Menjaga hubungan dengan sepatutnya. Pria ini mencari hubungan yang baik dg setiap orang - mulai dari teman2 sampai ORANG TUAnya. Dia mendengarkan pandangan yang berbeda2 tanpa merasa terancam. Dia memiliki kekuatan untuk mundur dari suatu perkelahian. Dia berusaha mengampuni kesalahan2 yang dilakukan orang padanya dan berusaha membereskan pelanggarannya sendiri. Ia tidak akan menyimpan dendam. (Ibr 12:14).
  4. Tidak mau melompat mendahului waktu Tuhan. Ia tidak menjadi begitu bersemangat menjadi sesuatu, melakukan sesuatu, atau memiliki sesuatu sehingga ia tidak dapat menantikan waktu Tuhan. Ia memilih untuk tidak bersikap impulsif sehingga ia bisa berada tepat di tengah kehendak Tuhan. (Mzm 37:7).
  5. Berusaha untuk memenuhi kebutuhan praktis orang lain. Ia tidak asyik dengan diri sendiri, tetapi tertarik pada kesejahteraan orang lain dan rela memberi waktu, uang dan tenaganya bagi keuntungan mereka. (Ef 4:32).
  6. Membela yang benar. Ia membenci segala sesuatu yang berlawanan dengan sifat Allah yang kudus, dikenal sebagai pria yang berintegritas. (Roma 2:10).
  7. Menyelesaikan tanggungjawab2 yang Tuhan berikan. Ia menggunakan talenta yang Allah berikan padanya dan menyadari bahwa "dia + Yesus = cukup memadai bagi semua pekerjaan yang Allah berikan." Dia tidak terlalu percaya diri atau terlalu larut dalam perasaan inferior. Ia bukanlah pemimpi, berharap memiliki lebih banyak kemampuan, tetapi dengan rajin menjadi penatalayan talenta2 yang diterimanya. (1 Kor 4:2).
  8. Mengerti pentingnya perasaan dan emosi. Ia dapat mengambil inisiatif untuk memimpin tetapi menyesuaikannya dengan tanggapan2 yang lembut terhadap perasaan orang lain. (Kol 3:12).
  9. Lari dari pencobaan untuk berkompromi. Pria ini menolak berada dalam situasi2 yang sensual, immoral, atau tidak murni. Ia menghindari perkataan yang mungkin dapat memicu perselisihan atau kecemburuan. (Ams 25:28). Mengenai situasi2 yang sensual, ada lho contoh cowo yang seperti itu. Namanya pak Eka Chandra. Dia dan isterinya, Ratna Yoes menulis sebuah buku Pacaran Tanpa Ciuman. Di dalam bukunya, pak Eka yang bilang bahwa ia gak mau gandengan dan ciuman sama bu Ratna sebelum menikah. Hah??? Ada ya bo cowo bisa bilang gitu???!! *Salut* Akhirnya bu Ratna yang nawar2.. sampe akhirnya pak Eka setuju, "Ya deh, kalo gandengan doang, boleh.." Setelah kencan pertama dengan gandengan tangan, bu Ratna pulang ke rumah dengan senang hati. Tapi, tak lama kemudian, ia menerima telpon dari pak Eka yang meminta maaf. Dia ngaku bahwa selama perjalanan pulang setelah mengantar bu Ratna pulang, di kepalanya banyak pikiran2 kotor keluar. What??? Bu Ratna sampe kaget dan kesal, ia tidak terima dibayangin jorok gitu, padahal kan mereka cuma gandengan tangan. Ya cewe mana juga yg seneng?? Cewe pasti jadi merasa hina dan rendah banget.. Pak Eka ngaku bahwa selama mereka gandengan, di kepalanya bermunculan pikiran2 kotor nan jorok yang berbau seks melulu. Akhirnya pak Eka menjelaskan, "Ya gitulah yg namanya cowo. Gampang piktor. Makanya kemarin aku minta supaya kita gak gandengan." Akhirnya, bu Ratna pun setuju, "Kalau memang gandengan membuat kamu piktor, ya mending gak usah." Tuh kan, ini nih bukti otentik bahwa ada pria yang berusaha mengikuti standar Allah. ^^

Jangan kuatir teman2, ciri2 ini bukannya tidak realistis. Ciri2 ini realistis, hanya saja: langka. :) Tuhan menyediakan pria seperti ini bagi seorang wanita yang juga mau belajar menanti dan punya keyakinan akan kuasa Allah. However, gak bakal ada satu pria pun yang bisa memenuhi seluruh standar itu dengan sempurna. Namun, seorang prianya Allah adalah seseorang yang berusaha diubahkan menjadi seperti pribadi Kristus (p. 160). Roh Kudus akan mengerjakan perubahan2 ini di dalam dirinya dan kehidupannya. Tetapi hati2lah kalau salah satu ciri Roh Allah benar2 tidak ada dalam kehidupan pria ini atau ia tidak mau berurusan dengan hal itu sebelum menikah. Sadarilah bahwa jika satu ciri itu tidak ada sebelum upacara pernikahan, itu akan tetap tidak ada setelah upacara pernikahan dan akan menyebabkan masalah2 penting selama pernikahan. (p. 160-161).

Jadi, teman2, set your standard high!! Jangan kuatir, Tuhan pasti memberikan yang terbaik bagi kita! Tetaplah yakin pada rencana2Nya! GBU!

2 komentar:

  1. Great review! Thank u buat review nya yang lengkap ya, berguna banget buat saya yang belum sempet beli bukunya :)

    Anw, mampir ke blog ku juga ya kalo sempet -> http://livingacolourfulife.blog.com

    Have a nice day! GBU!

    BalasHapus
  2. hai silvia! :) senang kalo bisa berguna. hehehe
    aku uda mampir tuh ke blog kamu. unik deh designnya, aku suka.
    have a nice day too!! GBU!

    BalasHapus

Ayo tinggalkan jejakmu di blogku! ^.^