For those who want to enter the previous chapter, you can click Lady in Waiting Ch. 9
Let's begin to look inside the chapter 10, shall we?
Mari kita kembali pake bahasa Indonesia. Hehehe...
Bab 10. Wanita yang Sabar
Kali ini, kita akan belajar tentang bagaimana tetap menanti dengan sabar, walaupun sang pangeran tak kunjung tiba. Menanti tidaklah semudah saat Anda muda, dan bisa menjadi sulit luar biasa saat Anda menjadi semakin tua (p. 163). Apa sih yang sebenernya bikin kita, kaum perempuan, sulit buat bersabar menunggu waktunya Tuhan? Di buku ini disebutkan 2 faktor yang menyebabkannya. Pertama, ada tekanan internal, yaitu kita kuatir sendiri kalau kita ketuaan, kita gak bakal 'laku', atau kalo gak cepet2, nanti keburu susah punya anak. Kedua, faktor eksternal, seperti dorongan dari ortu dan teman2 supaya kita cepet2 married, seolah2 kalau kita gak married, kita adalah orang2 yang gak normal. Belum lagi komunitas2 yang juga berubah. Tiba2 teman2 kita datang ke acara untuk pasangan2 muda di gereja, sementara kita, karena masih single, jadi gak bisa ikut datang ke acara itu.
However, seberapa pun berat rasanya menanti itu, janganlah kita ceroboh dan depresi sehingga akhirnya kita berpikir bahwa lebih baik menikahi "cowo OK" yang baru saja melamar kita karena dia lumayan baik dan kita takut kita tidak akan menemukan yang lain (p. 165). Jangan sembrono teman2.. sabarlah.. Kenapa? Soalnya saat kita punya pacar, orang itu punya kesempatan untuk jadi suami kita dan ayah dari anak2 kita. Jangan sampai kita pun kompromi: ya gapapa deh married sama orang yang gak kenal Kristus.. yang penting gw akhirnya married... It's a BIG NO NO!! Kenapa sebaiknya jangan? Ini nih alasan2nya:
- Seorang pria yang mati secara rohani tidak pernah akan dapat mengenal bagian rohanimu yang paling intim, yaitu hatimu (p. 166). Pikirkanlah kesepian yang Anda akan rasakan waktu suamimu tidak pergi ke gereja bersamamu. Pikirkan percekcokan yang penuh amarah yang mungkin akan muncul di antara Anda berdua karena dia tidak akan pernah dapat mengerti dalamnya kesadaran rohanimu dan sebab itu, tentunya, ia juga tidak akan pernah mengerti keyakinan2mu (p. 167). Baca deh 2 Korintus 6:14-15..
- Bagaimana dengan anak-anak? Akankah Anda bisa menangani penderitaan yang timbul saat melihat anak2mu hidup dengan kemungkinan ditolak oleh ayahnya siang dan malam? Akankah Anda berpikir, sendirian bangun pada minggu pagi untuk membawa anak2 Anda ke gereja adalah harga yang pantas? Waktu anak2 Anda menatap Anda dan bertanya mengapa papa tidak mengasihi Yesus, apakah Anda akan merasa bahwa kompromi itu memang patut dilakukan? Mereka mungkin bahkan akan menolah Tuhan sampai kekal, dan hidup dengan gaya hidup salah pilih dan penuh penderitaan sebagai akibat dari pilihan Anda yang salah: menikahi pria yang mengagumkan tapi tersesat. (p. 167). Wah wah wah... bener2 fatal kan akibatnya kalau kita memilih seorang pria yang gak cinta Yesus.. So, tetaplah bersabar girls. Jangan buru2, atau mumpung lagi dideketin sama seorang cowo OK.. Wait for His time..
Jadi, teman2, kita bisa mengingat bagi diri kita sendiri bahwa saat kita menikah, kita sedang memilih berkat atau kutuk bukan hanya bagi diri kita sendiri, tapi juga bagi generasi setelah kita. Jika Anda memilih untuk menanti pangeranmu dengan sabar, Anda akan diberkati dengan warisan yang akan dibawa oleh pangeran itu. Jika Anda memilih untuk bersemangat berlari mendahului rencana Allah dan menikahi pria yang tidak memiliki hati nurani yang terarah kepada Allah, Anda akan menuai jalan hidup yang ia ikuti, tetapi tidak sendirian. Kehidupan anak-anak dan cucu-cucumu akan dipengaruhi langsung oleh pria yang akan Anda nikahi (p. 168). Di Keluaran 34:7 ada dikatakan bahwa Allah akan membalaskan kesalahan bapa kepada anak2nya dan cucu2nya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat. Buktinya Salomo.. pas hari2 tuanya kan dia mengambil perempuan2 asing yang bikin dia jadi nyembah berhala tuh, Tuhan menghukum dia dengan memecah belah kerajaan Israel. Akhirnya keturunan Salomo jadi gak akur , perang melulu, sebagian juga jadi pengikut Baal. Mau anak-anak kita jadi kaya gitu? Tersesat dan mengeraskan hatinya pada suara panggilan Tuhan Yesus? You can decide for yourself..
Selain itu, ada alasan lain kenapa kita harus belajar bersabar selama menunggu pria yang Tuhan pilihkan itu datang. Mungkin selama menunggu, kita sudah mengembangkan seluruh karakter yang Allah ingin bentuk di dalam diri kita. Tapi kok doi belum muncul2 juga? Sabar aja. Mungkin Tuhan masih membentuk pangeranmu itu. Bisa saja ia seorang yang baru bertobat sehingga ia masih perlu waktu untuk mengembangkan kemampuan sebagai pemimpin rohani, sebagaimana seharusnya. Ingat, bahwa prialah yang harus mengambil inisiatif untuk memimpin ibadah keluarga. So, menantilah dengan sabar. Mungkin Anda memberi waktu kepada Allah untuk mempersiapkan, bukan diri Anda, tetapi kekasih Anda (p. 171).
Ini juga ada pesan2 berharga dari kalimat2 berikut ini.
Menyadari bahwa pernikahan itu bukanlah suatu mimpi tetapi suatu kehidupan nyata, dapat juga menolong Anda untuk menantikan dengan sabar. Jangan menjadi iri dengan wanita yang telah menikah, tetapi bergaullah dengan mereka dan lihatlah beban ekstra yang harus mereka tanggung. Mengertilah bahwa dalam kenyataan, kehidupan pernikahan tidak terus-menerus komunikasi, mawar tiap hari, peluk cium, sarapan di ranjang, dan sukacita belaka. Belajar hidup "sebagai satu" itu tidaklah tanpa air mata, karena tidak ada pasangan yang sempurna. Pernikahan itu sendiri bukanlah sesuatu yang menyembuhkan semuanya. Ia juga bukan jawaban untuk setiap kebutuhan yang dirasakan oleh hati (p. 172). Jawaban bagi kebutuhan dalam hati kita, setiap perempuan, adalah kasih Kristus yang gak terbatas. Bisa baca lagi di Lady in Waiting Ch.1.
Setiap wanita single pada satu titik tertentu memahami kenyataan bahwa tidak semua wanita akan menikah. Remember this:
Pernikahan bukanlah suatu kebutuhan,
meskipun Allah memilih untuk membiarkan pernikahan memenuhi beberapa kebutuhan yang mungkin dimiliki oleh seorang wanita.
Pernikahan bukanlah suatu hak,
meski Allah memilih untuk merancangkan pernikahan bagi mayoritas wanita.
Pernikahan bukanlah cara untuk membuat seorang wanita menjadi lengkap,
meski beberapa wanita yang menikah, sebagaimana seharusnya, mendapati bahwa pernikahan melengkapi beberapa kelemahan mereka.
(p. 174)
meskipun Allah memilih untuk membiarkan pernikahan memenuhi beberapa kebutuhan yang mungkin dimiliki oleh seorang wanita.
Pernikahan bukanlah suatu hak,
meski Allah memilih untuk merancangkan pernikahan bagi mayoritas wanita.
Pernikahan bukanlah cara untuk membuat seorang wanita menjadi lengkap,
meski beberapa wanita yang menikah, sebagaimana seharusnya, mendapati bahwa pernikahan melengkapi beberapa kelemahan mereka.
(p. 174)
Kalau pernikahan adalah suatu kebutuhan, hak, atau sesuatu yang dapat membuat wanita lengkap, maka semua wanita yang saleh akan menikah. Buktinya? Gak semua wanita saleh menikah. Contohnya mother Teresa dan madam Corrie Ten Boom.
Mari rekan2 wanita, ayo kita menanti dengan sabar dan menunggu waktu Allah. Jangan terburu-buru. Fokuskan hari dan pikiranmu untuk berubah dari hari ke hari untuk semakin serupa dengan pribadi Kristus. :)
Yak, dengan berakhirnya seri book review Lady in Waiting ini, saya berharap semoga teman-teman, khususnya yang perempuan, bisa lebih mengerti apa panggilan kita di dunia ini. Kita ada di sini bukan sekedar untuk nemuin/ditemuin si mr. right, tapi sebenernya untuk mengasihi Allah dan mencintaiNya. Bahkan sebenarnya Allah telah menyebut kita isteriNya. Buka deh di Yesaya 54:5. Woohooo!! Bukankah itu lebih keren? Kita ini mempelai wanitaNya lhooo. ^^ Mau cari suami yang lebih oke dari Tuhan kita?? Minimal dia harus belajar dulu dari Tuhan kita, Yesus Kristus, dengan cara mengasihiNya. Ya gak?? So, be a Lady in Waiting yah!! \(^.^)/
Menurut saya,L.I.W Ch.10 paling memberkati. Keep writing to bless the others
BalasHapushai selera!! sip kalo emang merasa terberkati dg ch 10 ini. ok!! saya akan terus berusaha nulis!! thanks ya!
BalasHapusmakasih ya reviewnya.. i just broke up and currently in the middle of the hardest days.. reviewnya nguatin sekali
BalasHapusmakasih bgt, Jesus bless you always :)
@anonim: hi anonim! :) i know how it feels to be brokenhearted. i know how u feel.. i was once there. puji Tuhan kalo reviewnya bisa nguatin. Be strong, my friend, for the Lord knows your brokenhearted n He loves you. Mazmur 34:19 Tuhan itu dekat kepada orang2 yg patah hati, dan Ia menyelamatkan orang2 yg remuk jiwanya. GBU dear! My prayer is with u!
BalasHapustengs review'y sist,
BalasHapusdah ak baca mulai dr c1 s.d c10 bener2 merasa diberkati bacanya (tp mudah2 bisa baca bukunya langsung)
salam knal ak baru diblog, dan merasa semakin bertumbuh saat baca2 tulisan diblog yg ngebangun iman kepada Kristus.
God bless
@Ulay: Salam kenal juga! :) Wah thanks ya dibaca semua reviewnya! Smoga kamu makin berakar dan bertumbuh dalam Kristus! GBU!!
BalasHapusamin
BalasHapus:)
BalasHapusthanks ya buat review bukunya, aku semakin mengerti arti menunggu sebagai wanita. Tulisan ini sangat memberkati buat akui
BalasHapusterimakasih kak Stephanie 'Takapipi' Gunawan, saya terberkati dengan review buku lady in waiting, Tuhan memberkati kak Stephanie dan keluarga
BalasHapus